A.
PERMASALAHAN
1.
Kehidupan
manusia saat ini lebih mengarah
pada perlombaan mengejar harta
dan bersenang-senang,
2.
Semakin
hilangnya benteng kehidupan keberagamaan
di desa-desa, seperti: Masjid-masjid yang kosong dari Salat berjamaah apalagi
Salat Subuh, pengajian Alquran ba’da Maghrib yang makin menghilang dan minimnya
orang berzakat Mal,
3.
Individualisme
di perkotaan dengan tanda-tanda:
pembiaran kehidupan orang-orang di sekitarnya dalam keadaan miskin,
tertindas dan tipisnya solidaritas,
4.
Munculnya pendapat orang Barat (A.N. Wilson
dalam tulisannya berjudul: Against Religion: Why We Should Try to Live
Without It) dengan lantang mengatakan: “ Dalam kitab Bibel dikatakan cinta
uang adalah akar dari segala kejahatan, mungkin lebih benar lagi jika dikatakan
cinta Tuhan adalah akar dari segala kejahatan”. Dikatakan seperti itu karena
pada dasarnya Agama mengajak kepada kebenaran, kebaikan dan kesucian, tetapi
hampir tidak ada sebuah agama yang tidak turut bertanggung jawab atas
peperangan, tirani dan penindasan terhadap sesama,
5.
Karl
Max mengatakan: Agama adalah candu rakyat bahkan Agama lebih berbahaya daripada
candu.
Jika demikian:
Masih adakah harapan baik bagi kehidupan Agama di masa mendatang?
B.
KONSEPSI TENTANG AGAMA DAN MANUSIA
1.
Agama
berasal dari bahasa Sansekerta: A= tidak; gama= kacau, jadi Agama adalah
Sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacuan; A= tidak; gam=
pergi, berjalan, sehingga Agama berarti Ajaran yang tidak pergi, tetap di
tempat, diwarisi turun-temurun,
2.
Agama
berasal dari kata: A-ga-ma. A= awang-awang, kosong, hampa; ga= tempat; ma=
matahari, terang atau sinar. Jadi Agama diartikan pelajaran yang menguraikan
tatacara yang semuanya penuh misteri karena Tuhan dianggap bersifat rahasia,
3.
Kata
“Agama” kadang disebut Igama atau Ugama yang merupakan kosa kata yang sudah
lama dipergunakan oleh masyarakat Bali. Agama dimaknai sebagai peraturan, tatacara,
upacara hubungan manusia dengan raja-raja; Igama adalah tatacara yang mengatur hubungan manusia dengan
dewa-dewa dan Ugama berarti tatacara yang mengatur hubunngan antar manusia.
4.
Dalam
Bahasa Arab, kata Agama sepadan dengan ad-Din ( الدين ) artinya: tunduk; patuh; undang-undang; kekuasaan; pengelolaan;
perhitungan; balasan; Utang. Khusus mengenai pengertian terakhir, yakni: Utang,
menarik sekali pendapat Prof.DR.M. Quraish Shihab: ad-Din al-Islam
( الدين الاسلام ) berarti: Utang seseorang
yang hanya bisa dibayar dengan ketaatan dan kepasrahan kepada Allah Swt dengan
ber-Islam. Ibnu al-Manzur dalam kamusnya Lisan
al-Arab mengartikan ad-Din dengan kesalehan, ketaqwaan, pembalasan
dan ketaatan.
5.
Dalam
Bahasa Inggeris, kata Agama sepadan dengan Religion yang artinya
keyakinan pada Tuhan atau kekuatan supra manusia untuk disembah sebagai pencipta
dan penguasa alam semesta atau sistem kepercayaan dan peribadatan tertentu.
Dalam Bahasa Latin digunakan istilah Religio berasal dari kata Religare
artinya mengikat kembali atau Relegere artinya menjauh; menolak;
melalui. Jadi Agama berarti ajaran yang mengikat manusia dengan Tuhan, mengikat
keutuhan diri manusia, terhadap sesama manusia dan terhadap alam sekitarnyaو
6.
Untuk
mengetahui konsepsi tentang Manusia kita harus merujuk ke Al-Quran. Al-Quran
menyebutkan beberapa istilah tentang manusia, yaitu:
a.
al-Basyar ) البشر ) dinyatakan dalam Al-Quran sebanyak
36 kali yang tersebar dalam 26 surah.Makna kata ini menggambarkan manusia
sebagai makhluk biologis, seperti makan, minum, perlu hiburan, butuh seks
dan lainnya. Lihat: (Q.s. 18: 10; 12:
31; 3: 47; 33: 33; 25: 20; 18: 110),
b.
an-Nas ( الناس ) dinyatakan dalam Al-Quran sebanyak 240
kali yang tersebar dlam 53 surah. Kata ini menunjukkan manusia sebagai makhluk
sosial dengan ciri-ciri: butuh pada
orang lain dan keterikatan pada kelompok
Lihat; (Q.s. 2: 165; 7: 187; 12: 21; 49: 13),
c.
al-Insan
( الانسان
) dinyatakan dalam Al-Quran
sebanyak 73 kali yang tersebar dalam 43 surah. Kata ini menggambarkan manusia
sebagai makhluk istimewa secara moral dan spritual dan sebagai Khalifah di muka
bumi. Lihat: (Q.s. 12: 5; 29: 8; 72: 1; 33: 72; 95: 4).
d.
Bani Adam ( بني ادم) dinyatakan dalam Al-Quran sebanyak 8 kali.
Kata ini menggambarkan manusia sebagai makhluk sejarah. Lihat: (Q.S. 5:
27; 7: 26,27,31,35; 172; 17: 20; 36:
60).
7.
Selain konsepsi
di atas, manusia juga digambarkan Allah sebagai makhluk yang suka berkeluh
kesah,tergesa-gesa, kikir, suka membantah, resah dan gelisah. Lihat: Q.s. 17:
11; 21: 37; 18: 54, 77; dan 70:21.
8.
Justru yang
paling penting dari gambaran tentang manusia adalah:
a.
Manusia adalah
makhluk yang membela atau cenderung kepada kebenaran, kebaikan dan Agama
Tauhid. Lihat: Q.S ar-Rum/30:30.
30.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui[1168],
[1168]
Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai
naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid,
Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara
pengaruh lingkungan.
b.
Manusia telah mengadakan perjanjian
primordialisme dengan Allah pada saat seluruh manusia masih berada dalam
kandungan ibunya, yakni perjanjian untuk
mempertuhankan Allah. Lihat: Q.S. al-A’raf/7: 172.
172.
dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
c.
Berdasarkan pendapat pada pakar,
ilmuan dan Ulama diantaranya:
Ø Albert Enstein (Pakar Ilmu Fisika dan Peraih hadiah
Nobel Fisika) mengatakan: Religion Without Science is Blind and Science
Without Religion is Lame (Agama tanpa Ilmu Buta dan Ilmu tanpa Agama Lumpuh/Pincang).
Ø Ibnu
Arabi (Ulama Tasawuf) mengatakan: Tak ada makhluk Allah yang lebih bagus dari
manusia. Allah Swt membuatnya hidup, mengetahui, berkuasa, berkehendak,
berbicara, mendengar, melihat dan memutuskan, dan ini adalah merupakan
sifat-sifat rahbaniyyah.
Ø Murtadha
Muttahari (Ulama dari Iran) mengatakan: Manusia mempunyai kecenderungan untuk
menuju ke arah kebenaran-kebenaran dan wujud-wujud suci. Manusia tak bisa hidup
tanpa menyucikan dan memuja sesuatu.
Bagi manusia kepercayaan terhadap agama menjadi penting dikarenakan:
a. Manusia membutuhkan agama dalam arti bahwa manusia membutuhkan Tuhan. Tidak ada seorang manusia pun yang sanggup hidup tanpa Tuhan karena Tuhanlah yang menciptakan manusia. Seorang yang mengaku atheis bernama Fabre pernah ditanya: Do you believe in God? (Apakah anda percaya kepda Tuhan), Dia menjawab: "No, but I see Him everywhere" (Tidak, tetapi saya melihat Dia di mana-mana). Itulah hubungan antara manusia dan agama.
Beberapa faktor yang menyebabkan manusia beragama (percaya pada Tuhan):
- rasa takut manusia terhadap alam, seperti gelegar suara guntur, angin topan, hujan lebat, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dll
-Kebodohan manusia atas ketidakberhasilannya menaklukan alam,
- pendambaan akan keadilan dan keteraturan yang sempurna.
Beberapa faktor yang menyebabkan manusia beragama (percaya pada Tuhan):
- rasa takut manusia terhadap alam, seperti gelegar suara guntur, angin topan, hujan lebat, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dll
-Kebodohan manusia atas ketidakberhasilannya menaklukan alam,
- pendambaan akan keadilan dan keteraturan yang sempurna.
b. Berdasarkan sejarah, semua peradaban dunia yang tumbuh di muka bumi mulanya dimotivasi oleh agama. Contoh: Piramida Mesir, Candi Borobudur, Masjidil Haram di Makkah dan berbagai Gereja megah di Eropa. Demikian pula pesta olahraga dunia (Olimpiade) sebagai ajang olahraga tingkat dunia pada awalnya merupakan upacara menghormati Dewa Yunani (Zeus), berkumpulnya manusia di dunia mengelilingi Ka'bah.
c. Agama sebagaimana sains dan seni adalah puncak ekspresi kebudayaan atau populer disebut peradaban. Misalnya peradaban teks Islam dalam bentuk kaligrafi, syair-syair arab, puisi, kidung rohani, seni patung sebagai bentuk peradaban Hindu dan budha.
Berdasarkan
dalil-dalil di atas , meskipun hingga saat ini perbuatan jahat dan
kemungkaran masih terus terjadi, tetapi masih tetap ada harapan baik
bagi kehidupan agama di masa depan.
C.
SOLUSI
1. Manusia harus tahu fungsi agama baginya, yaitu:
a. Agama menjadi sumber nilai.semangat dan institusi terakhir untuk membangun dan mencari makna hidup
b. Agama menjadikan hidup menjadi terarah, sebagaimana teknologi menjadikan hidup menjadi mudah, seni menjadikan hidup menjadi indah
c. Agama menawarkan solusi dari berbagai permasalahan hidup manusia sekaligus menjanjikan keselamatan hidupnya dunia sampai ke akhirat.
2. Tokoh-tokoh Agama berperan memberikan penyadaran kepada umat melalui khutbah-khutbah Jum’at, Khutbah Hari raya dan pada Hari-Hari Besar Islam tentang perlunya menjaga keseimbangan hidup duniawi dan ukhrawi, peduli terhadap sesama daan menjadikan Agama sebagai sumber nilai dan pedoman hidup manusia.
a. Agama menjadi sumber nilai.semangat dan institusi terakhir untuk membangun dan mencari makna hidup
b. Agama menjadikan hidup menjadi terarah, sebagaimana teknologi menjadikan hidup menjadi mudah, seni menjadikan hidup menjadi indah
c. Agama menawarkan solusi dari berbagai permasalahan hidup manusia sekaligus menjanjikan keselamatan hidupnya dunia sampai ke akhirat.
2. Tokoh-tokoh Agama berperan memberikan penyadaran kepada umat melalui khutbah-khutbah Jum’at, Khutbah Hari raya dan pada Hari-Hari Besar Islam tentang perlunya menjaga keseimbangan hidup duniawi dan ukhrawi, peduli terhadap sesama daan menjadikan Agama sebagai sumber nilai dan pedoman hidup manusia.
3. Tokoh masyarakat dan juga Tokoh Agama berperan dalam
menghidupkan kembali Masjid-masjid dengan cara mengaktifkan BKM (Badan
Kesejahteraan Masjid),
4. Pemerintah Daerah (baca: Bupati) berperan mengangkat
Pegawai/Petugas Masjid yang berfungsi untuk menghidupkan Masjid-masjid dan menganggarkan
dalam APBD untuk
memberi honor bagi kesejahteraan mereka, *Penulis adalah Dosen Pendidikan Agama Islam Yayasan
Universitas Labuhanbatu (Y-ULB), Alumnus PPs IAIN SU 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali,
Abdul Muqsith. Argumen Pluralisme Agama. Jakarta: Katakita, 2009,
Anshari,
Endang Saefuddin. Ilmu, Filsafat dan Agama,Edisi Revisi.Surabaya: PT.Bina Ilmu,
2009.
Departemen
Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang:
Toha Putra, 1989,
Hasan, Moh.Thalhah. Dinamika Kehidupan
Religius. Jakarta: Listafariska Putra, 2000,
Madjid, Nurcholish. Islam Agama Kemanusiaan. Jakarta; Paramadina, 1995,
Muttahari,
Murtadha. Perspektif al-Quran tentang Manusia dan Agama, terjemahan
Jalaluddin Rahmat. Bandung; Mizan, 1984,
Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari
Berbagai Aspeknya, jilid I dan II. Jakarta:
UI-Press, 1985,
Nata, Abuddin. Metodologi Studi
Islam. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2008,
Rahman,
Budhy Munawwar. Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah. Jakarta:
PT.Temprint,1995,
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Kalam Mulia, 2002,Shihab, Quraish.Tafsir al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati, 2009,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar