Kamis, 16 Juli 2015

Studi Islam





A. PERMASALAHAN
  1. Masih banyak umat Islam yang tidak melaksanakan shalat 5 waktu dalam sehari semalam,
  2. Masih sering  terjadi tindak  kejahatan (munkarat) seperti: pembunuhan, perampokan, pencurian, pemerkosaan, judi, minuman keras, korupsi, dan lain-lain; maksiat (al-fakhsya’) seperti: pornografi, perzinahan, dan lain-lain,
  3. Negeri kaya, tetapi  rakyat Indonesia miskin menurut data Maret 2014, penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,28 juta (11,25%) dengan standar biaya hidup kurang dari Rp. 12.500 atau $US 1/org/hari,
  4. Bangsa Barat menggolongkan Indonesia sebagai Bangsa-Bangsa Dunia Ketiga (bangsa terbelakang),
  5. Lemahnya penegakkan hukum: masih banyak orang jahat yang bebas berkeliaran dan memenangkan perkara  yang salah,

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB: KESALAHAN DALAM,
    
  1. Memahami makna Islam, contoh:  Islam dipahami sebagai ajaran yang  bersifat ritual saja,  hakikat Islam adalah amalan pada rukun Islam sehingga kesalehan seseorang diukur dengan rajinnya salat, puasa dan haji.
  2. Mengaktualisasikan Islam, contoh:  Salat tidak benar (banyak orang salat tetapi judi, minuman keras, menggunjing, berbohong jalan terus; untuk tidak mengatakan banyak juga seorang muslim yang tidak salat),  Puasa tidak benar (Puasa tetapi banyak mengeluh, menjadi malas, tidak produktif),  Haji tidak benar (pulang dari haji tidak bertambah amalnya),
  3. Mentransformasikan Islam, contoh: Berbagai musibah  tidak bisa diatasi (banjir, tanah longsor, korban gempa bumi, dan Lumpur Lapindo Jawa Timur),  Pendidikan yang tidak menghasilkan manusia yang beriman, bertaqwa maupun berkarakter,

C.KONSEPSI TENTANG ISLAM
1. Makna Islam bukanlah hanya nama bagi sebuah agama sebagaimana yang kita anut, tetapi Islam haruslah dipahami dalam 3 aspek yaitu:
1.      Sunnatullah (Hukum Allah yang Tetap yakni doktrin Tuhan sejak alam ini diciptakan). Lihat, Q.S. ar-Ra’d/13:2; al-Anbiya’/21:33; Luqman/31: 29; Yasin/36: 38-40,
2.      Sikap berserah diri atau pasrah alam semesta dan manusia kepada Allah Swt. sebagai bentuk mode of existence (keberadaan wujudnya). Lihat, Q.S. al-Baqarah/2: 112, 116, 131; Ali Imran/3: 83; al-An’am/6: 14; al-Hajj/22: 34; az-Zumar/39: 54. Sikap alam semesta ini juga menegaskan  bahwa yang melakukan Salat bukan hanya manusia, jin dan malaikat tetapi juga langit dan bumi, matahari, bulan, bintang, pohon-pohonan, gunung-gunung, semua binatang melata, petir dan kilat. Lihat, Q.S. al-Isra’/17: 44; al-Hajj/22: 18; an-Nur/24: 41; al-Mukmin/40: 7,8,9.
3.      Agama (nama bagi penganut kepercayaan tertentu yang melakukan kegiatan peribadatan dan sudah dilembagakan). Lihat, Q.S. Ali Imran/3: 19, 85; an-Nisa’/4: 125; al-Maidah/5: 3; ar-Rum/30:30,

2. Karakteristik (Ciri khas) Ajaran Islam adalah:
1.      Islam mengajarkan bahwa Allah Swt sebagai Tuhan yang disembah adalah Esa (Tunggal) dan dilarang Syirik,
2.      Islam mengakui pluralisme (paham keberagaman) sehingga tidak boleh memaksakan untuk memeluk Islam, dan mengakui adanya agama lain,
3.      Hidup ini adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Swt sebagai tujuan penciptaan manusia,
4.      Islam mengajarkan persamaan dan  persaudaraan sehingga wajib menolong orang-orang yang memerlukan, menyantuni anak yatim dan meringankan beban orang miskin,
5.      Islam mengajarkan keseimbangan dalam hidup yaitu keseimbangan duniawi dan ukhrawi,
6.      Islam mengajarkan kebersihan lahir: badan, pakaian, makanan, minuman, tempat tinggal, lingkungan dan kebersihan (suci) batin: jujur, sabar, ridha, ramah, pemaaf, syukur, kasih sayang, dll,
7.      Islam menekankan pendidikan keluarga dan menyebarkan nasehat kepada sesama,
8.      Islam mendorong sangat tinggi agar umatnya menuntut ilmu dengan cara menggunakan akan untuk berpikir, menalar, merenung dan analisis,
9.      Islam adalah Agama amal (perbuatan) bukan teori atau sekedar cita-cita.
10.  Islam berprinsip penegakan keadilan sebagai penyanggah moral utama.

3. Aspek-aspek Ajaran Islam, yaitu:
1.      Aspek Teologi (Ilmu Ketuhanan),
2.      Aspek Fiqih (Ilmu tentang hukum perbuatan mukallaf),
3.      Aspek Akhlak (Ilmu tentang baik dan buruknya perbuatan manusia),
4.      Aspek Filsafat (ilmu tentang kajian mendalam tentang segala sesuatu),
5.      Aspek Tasawuf (ilmu tentang penyucian diri dan pendekatan diri kepada Tuhan),
6.      Aspek Dakwah (ilmu tentang cara-cara mengajak orang kepada Islam dan jalan Tuhan),
7.      Aspek Sejarah (ilmu tentang  kajian masa lalu manusia),
8.      Aspek Sains (Ilmu tentang kajian terhadap ilmu pengetahuan)

4. Metodologi Memahami Islam:
1.      Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli yaitu Alquran dan Hadis,
2.      Islam harus dipelajari secara integral (utuh) yakni ia dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak sebagian,
3.      Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada dalam Alquran kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosiologis yang ada di masyarakat,
4.      Islam hendaknya dipelajari dengan membandingkan dengan ajaran agama-agama  lain di antaranya tentang Ketuhanan, Kenabian, Kitab Suci dan keadaan sewaktu Nabinya muncul serta topik-topik ajaran Islam dengan agama lain,
5.      Islam juga mesti dipelajari dengan metode sintesis yaitu memadukan antara metode ilmiah dengan cirinya yang rasional, obyektif, empiris, kritis dan relativitas dengan metode teologis normatif melalui Alquran dan Hadis


D. SOLUSI

1. Internal:
1.      Pahamilah Islam sebagai sebuah agama tetapi sekaligus juga sebagai Sunnatullah dan Sikap kepasrahan alam semesta,
2.      Menyadari  bahwa yang melakukan ibadah kepada Allah Swt.( Salat)  bukan hanya manusia, tetapi juga para malaikat, jin, dan seluruh alam semesta ini. Maka mengapa seorang tidak salat yang notabene dianugerahi oleh Allah akal pikiran,
3.      Lakukan perintah-perintah Islam yang terdapat dalam Rukun Islam secara berurut dan benar. Artinya, benarkan dahulu Syahadat kemudian Salat, puasa dan seterusnya karena apabila Syahadatnya belum benar maka salat juga tidak benar;  jika Salat tidak benar (gerakan salat masih banyak yang belum sempurna maupun belum khusyu’), jika shalat tida benar maka dia enggan berzakat yang pada gilirannya  puasa Ramadan juga tidak benar dan seterusnya,
4.      Kesalehan bukan diukur hanya dari rajinnnya orang melaksanakan salat,    puasa maupun haji tetapi juga orang-orang suka sedekah, infaq (dermawan), bersih diri dan lingkungannya, berakhlak mulia dan penegakan hukum dan keadilan serta menyejahterakan orang lain,
5.      Pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, belajar dengan siapapun dan dimanapun,
6.      Perbanyak mendekatkan diri kepada Allah dengan harapan menjadi orang yang bersih dan suci sehingga Allah mau menurunkan wahyu kecil (Ilham),
7.      Mendambakan dan mendoakan munculnya pemimpin yang tegas, adil dan bijaksana. Pendek kata: pemimpin dimana kita menaruh kepercayaan padanya.

2. Eksternal:
Pemerintah  berperan bukan sekedar menjamin kebebasan umat beragama untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing tetapi lebih dari itu yakni memfasilitasi dan membiayai kegiatan keagamaan. *Penulis adalah Dosen Pendidikan Agama Islam Yayasan Universitas Labuhanbatu (Y ULB)






DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. ESQ: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual. Jakarta: Penerbit Agra, 2001,
Arabi, Ibnu. al-Futuhat al-Makkiyah, terj. Irwan Kurniawan. Bandung: Pustaka Hidayah, 2010,
Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra, 1989,
al-Ghazali, Imam. Mukasyafat al-Qulub, terj. Ust. Labib MZ. Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2002,
al-Hasaniy, Syaikh Ilmi Zadeh Faidhillah. Fath ar-Rahman. Indonesia: Maktabah Rihlan, t.t.,
Hidayat, Komaruddin. Wahyu di Langit Wahyu di Bumi. Jakarta: Paramadina, 2003Sahil,
Indratno, A.Ferry T. (ed.). Kurikulum Yang Mencerdaskan. Jakarta: Buku Kompas, 2008,
Madjid, Nurcholish. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan, 1994,
__________. Islam Agama Kemanusiaan. Jakarta; Paramadina, 1995,
Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, jilid I dan II. Jakarta: UI-Press, 1985,
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008,
Razak, Nasaruddin. Dienul Islam Penafsiran Kembali Islam Sebagai Suatu Aqidah dan Way of Life.Bandung: al-Ma’arif, 1977,
Sahil, Azharuddin. Indeks Alquran. Bandung: Mizan, 1994,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar