A.
PERMASALAHAN
- Masih banyak umat Islam yang tidak melaksanakan shalat 5 waktu dalam sehari semalam,
- Masih sering terjadi tindak kejahatan (munkarat) seperti: pembunuhan, perampokan, pencurian, pemerkosaan, judi, minuman keras, korupsi, dan lain-lain; maksiat (al-fakhsya’) seperti: pornografi, perzinahan, dan lain-lain,
- Negeri kaya, tetapi rakyat Indonesia miskin menurut data Maret 2014, penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,28 juta (11,25%) dengan standar biaya hidup kurang dari Rp. 12.500 atau $US 1/org/hari,
- Bangsa Barat menggolongkan Indonesia sebagai Bangsa-Bangsa Dunia Ketiga (bangsa terbelakang),
- Lemahnya penegakkan hukum: masih banyak orang jahat yang bebas berkeliaran dan memenangkan perkara yang salah,
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB: KESALAHAN
DALAM,
- Memahami makna Islam, contoh: Islam dipahami sebagai ajaran yang bersifat ritual saja, hakikat Islam adalah amalan pada rukun Islam sehingga kesalehan seseorang diukur dengan rajinnya salat, puasa dan haji.
- Mengaktualisasikan Islam, contoh: Salat tidak benar (banyak orang salat tetapi judi, minuman keras, menggunjing, berbohong jalan terus; untuk tidak mengatakan banyak juga seorang muslim yang tidak salat), Puasa tidak benar (Puasa tetapi banyak mengeluh, menjadi malas, tidak produktif), Haji tidak benar (pulang dari haji tidak bertambah amalnya),
- Mentransformasikan Islam, contoh: Berbagai musibah tidak bisa diatasi (banjir, tanah longsor, korban gempa bumi, dan Lumpur Lapindo Jawa Timur), Pendidikan yang tidak menghasilkan manusia yang beriman, bertaqwa maupun berkarakter,
C.KONSEPSI
TENTANG ISLAM
1. Makna Islam bukanlah hanya nama bagi sebuah agama
sebagaimana yang kita anut, tetapi Islam haruslah dipahami dalam 3 aspek yaitu:
1. Sunnatullah (Hukum Allah yang
Tetap yakni doktrin Tuhan sejak alam ini diciptakan). Lihat, Q.S. ar-Ra’d/13:2;
al-Anbiya’/21:33; Luqman/31: 29; Yasin/36: 38-40,
2. Sikap berserah diri atau pasrah
alam semesta dan manusia kepada Allah Swt. sebagai bentuk mode of existence (keberadaan wujudnya). Lihat, Q.S. al-Baqarah/2:
112, 116, 131; Ali Imran/3: 83; al-An’am/6: 14; al-Hajj/22: 34; az-Zumar/39:
54. Sikap alam semesta ini juga menegaskan
bahwa yang melakukan Salat bukan hanya manusia, jin dan malaikat tetapi
juga langit dan bumi, matahari, bulan, bintang, pohon-pohonan, gunung-gunung,
semua binatang melata, petir dan kilat. Lihat, Q.S. al-Isra’/17: 44;
al-Hajj/22: 18; an-Nur/24: 41; al-Mukmin/40: 7,8,9.
3. Agama (nama bagi penganut
kepercayaan tertentu yang melakukan kegiatan peribadatan dan sudah dilembagakan).
Lihat, Q.S. Ali Imran/3: 19, 85; an-Nisa’/4: 125; al-Maidah/5: 3; ar-Rum/30:30,
2. Karakteristik (Ciri khas) Ajaran Islam adalah:
1. Islam mengajarkan bahwa Allah Swt
sebagai Tuhan yang disembah adalah Esa (Tunggal) dan dilarang Syirik,
2. Islam mengakui pluralisme (paham
keberagaman) sehingga tidak boleh memaksakan untuk memeluk Islam, dan mengakui
adanya agama lain,
3. Hidup ini adalah dalam rangka
beribadah kepada Allah Swt sebagai tujuan penciptaan manusia,
4. Islam mengajarkan persamaan
dan persaudaraan sehingga wajib menolong
orang-orang yang memerlukan, menyantuni anak yatim dan meringankan beban orang
miskin,
5. Islam mengajarkan keseimbangan
dalam hidup yaitu keseimbangan duniawi dan ukhrawi,
6. Islam mengajarkan kebersihan
lahir: badan, pakaian, makanan, minuman, tempat tinggal, lingkungan dan
kebersihan (suci) batin: jujur, sabar, ridha, ramah, pemaaf, syukur, kasih
sayang, dll,
7. Islam menekankan pendidikan
keluarga dan menyebarkan nasehat kepada sesama,
8. Islam mendorong sangat tinggi
agar umatnya menuntut ilmu dengan cara menggunakan akan untuk berpikir,
menalar, merenung dan analisis,
9. Islam adalah Agama amal
(perbuatan) bukan teori atau sekedar cita-cita.
10. Islam berprinsip penegakan
keadilan sebagai penyanggah moral utama.
3. Aspek-aspek Ajaran Islam, yaitu:
1. Aspek Teologi (Ilmu Ketuhanan),
2. Aspek Fiqih (Ilmu tentang hukum
perbuatan mukallaf),
3. Aspek Akhlak (Ilmu tentang baik
dan buruknya perbuatan manusia),
4. Aspek Filsafat (ilmu tentang
kajian mendalam tentang segala sesuatu),
5. Aspek Tasawuf (ilmu tentang penyucian
diri dan pendekatan diri kepada Tuhan),
6. Aspek Dakwah (ilmu tentang
cara-cara mengajak orang kepada Islam dan jalan Tuhan),
7. Aspek Sejarah (ilmu tentang kajian masa lalu manusia),
8. Aspek Sains (Ilmu tentang kajian
terhadap ilmu pengetahuan)
4. Metodologi Memahami Islam:
1. Islam harus dipelajari dari
sumbernya yang asli yaitu Alquran dan Hadis,
2. Islam harus dipelajari secara
integral (utuh) yakni ia dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan
yang bulat tidak sebagian,
3. Islam hendaknya dipelajari dari
ketentuan normatif teologis yang ada dalam Alquran kemudian dihubungkan dengan
kenyataan historis, empiris dan sosiologis yang ada di masyarakat,
4. Islam hendaknya dipelajari dengan
membandingkan dengan ajaran agama-agama
lain di antaranya tentang Ketuhanan, Kenabian, Kitab Suci dan keadaan
sewaktu Nabinya muncul serta topik-topik ajaran Islam dengan agama lain,
5. Islam juga mesti dipelajari
dengan metode sintesis yaitu memadukan antara metode ilmiah dengan cirinya yang
rasional, obyektif, empiris, kritis dan relativitas dengan metode teologis
normatif melalui Alquran dan Hadis
D. SOLUSI
1. Internal:
1. Pahamilah Islam sebagai sebuah
agama tetapi sekaligus juga sebagai Sunnatullah dan Sikap kepasrahan alam
semesta,
2. Menyadari bahwa yang melakukan ibadah kepada Allah
Swt.( Salat) bukan hanya manusia, tetapi
juga para malaikat, jin, dan seluruh alam semesta ini. Maka mengapa seorang
tidak salat yang notabene dianugerahi oleh Allah akal pikiran,
3. Lakukan perintah-perintah Islam
yang terdapat dalam Rukun Islam secara berurut dan benar. Artinya, benarkan
dahulu Syahadat kemudian Salat, puasa dan seterusnya karena apabila Syahadatnya
belum benar maka salat juga tidak benar;
jika Salat tidak benar (gerakan salat masih banyak yang belum sempurna
maupun belum khusyu’), jika shalat tida benar maka dia enggan berzakat yang pada gilirannya puasa Ramadan juga tidak benar dan seterusnya,
4.
Kesalehan bukan diukur hanya dari rajinnnya orang melaksanakan
salat, puasa maupun haji tetapi juga
orang-orang suka sedekah, infaq (dermawan), bersih diri dan lingkungannya,
berakhlak mulia dan penegakan hukum dan keadilan serta menyejahterakan orang
lain,
5.
Pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, belajar dengan
siapapun dan dimanapun,
6.
Perbanyak mendekatkan diri kepada Allah dengan harapan menjadi orang
yang bersih dan suci sehingga Allah mau menurunkan wahyu kecil (Ilham),
7.
Mendambakan
dan mendoakan munculnya pemimpin yang tegas, adil dan bijaksana. Pendek kata:
pemimpin dimana kita menaruh kepercayaan padanya.
2. Eksternal:
Pemerintah
berperan bukan sekedar menjamin kebebasan umat beragama untuk
menjalankan ajaran agamanya masing-masing tetapi lebih dari itu yakni
memfasilitasi dan membiayai kegiatan keagamaan. *Penulis adalah Dosen
Pendidikan Agama Islam Yayasan Universitas Labuhanbatu (Y ULB)
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary
Ginanjar. ESQ: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual. Jakarta: Penerbit Agra,
2001,
Arabi, Ibnu. al-Futuhat al-Makkiyah, terj. Irwan
Kurniawan. Bandung:
Pustaka Hidayah, 2010,
Departemen
Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra,
1989,
al-Ghazali,
Imam. Mukasyafat al-Qulub, terj. Ust.
Labib MZ. Surabaya:
Bintang Usaha Jaya, 2002,
al-Hasaniy,
Syaikh Ilmi Zadeh Faidhillah. Fath
ar-Rahman. Indonesia:
Maktabah Rihlan, t.t.,
Hidayat, Komaruddin. Wahyu di Langit Wahyu di Bumi. Jakarta: Paramadina, 2003Sahil,
Indratno,
A.Ferry T. (ed.). Kurikulum Yang
Mencerdaskan. Jakarta:
Buku Kompas, 2008,
Madjid,
Nurcholish. Islam Kemodernan dan
Keindonesiaan. Bandung:
Mizan, 1994,
__________. Islam Agama Kemanusiaan. Jakarta; Paramadina, 1995,
Nasution,
Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai
Aspeknya, jilid I dan II. Jakarta:
UI-Press, 1985,
Nata,
Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2008,
Razak,
Nasaruddin. Dienul Islam Penafsiran
Kembali Islam Sebagai Suatu Aqidah dan Way of Life.Bandung: al-Ma’arif,
1977,
Sahil, Azharuddin. Indeks Alquran. Bandung: Mizan, 1994,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar