Silangkitang.
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang diwakili oleh Pengawas Madrasah/PAI, Amin Maskur, S.Ag, MA menghadiri Pelepasan/Wisuda RA Ulumahuam, Kecamatan
Silangkitang (Selasa/9 Juni 2015), bertempat di halaman RA Ulumahuam. Sebanyak
76 orang yang diwisuda tahun ini T.P.
2014/2015. Turut hadir pada acara tersebut: Pengawas Madrasah RA Ulumahuam,
Dra.Pauzi Akbar, Kepala Desa Ulumahuam, Kepala Dusun dan Staf Pendis
Kemenag Labuhanbatu Selatan.
Dalam
arahan dan bimbingannya, Amin Maskur pertama sekali menyampaikan permohonan
maaf Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang tidak bisa hadir karena beliau menghadiri
acara yang sama di Kecamatan Sungai Kanan. Amin Maskur juga mengucapkan selamat
kepada para santri/santriah maupun orangtua yang anaknya telah mohomendidik
anak-anaknya dapat mempersembahkan berbagai kreatifitas motorik seperti menari
dengan tari persembahan dan salak sibakua, hafalan ayat-ayat pendek, hafalan
doa sehari-hari dan yang tak kalah pentingnya demonstrasi shalat berjamaah. Ini
membuktikan bahwa RA Ulumahuam telah
mengembangkan Pilar Pembelajaran yang disebut: Pembelajaran Berbuat atau
Melakukan.
”Sedikitnya ada 4 Pilar Pembelajaran: Belajar
Mengetahui (learn to know), Belajar Melakukan (learn to do), Belajar Hidup
Bersama (learn to together) dan Belajar Menjadi Diri Sendiri (learn to be). Anak-anak dan pada umumnya peserta didik
lebih efektif belajar dengan melakukan
(praktek). Selain keterampilan motorik kasar mesti juga diajarkan keterampilan
motorik halus, misalnya menggambar sesuai gagasan sendiri, mewarnai ataupun
menggunting kertas sesuai pola.
Kemampuan sosial emosional juga mesti dikembangkan seperti pembiasaan
tersenyum, membuang sampah pada
tempatnya dan sadar jika ada sesuatu yang hilang dari dirinya, misalnya sadar
ketika uang yang diberikan ibunya hilang seketika itu juga si anak mencarinya sendiri. Inilah
pembelajaran yang juga mesti dikembangkan di RA”, demikian tegasnya.
Selanjutnya,
Amin Maskur juga menyampaikan bahwa mendidik anak-anak tidak boleh dengan
marah-marah ataupun dengan berbagai macam celaan tapi mesti dengan perkataan
dan komunikasi yang menyenangkan. “Ada
teori pendidikan yang menjelaskan: Jika anak dibesarkan dengan celaan maka anak
akan belajar memaki, jika anak dibesarkan dengan permusuhan maka anak belajar
berkelahi, jika anak dibesarkan dengan cemoohan maka anak belajar rendah diri,
tapi sebaliknya jika anak dibesarkan dengan
toleransi maka anak belajar menahan diri, jika anak dibesarkan
dengan dorongan maka anak belajar percaya diri dan jika anak dibesarkan
dengan kasih sayang dan persahabatan maka anak belajar menemukan cinta dalam
kehidupan”.
Akhir
dari arahan dan bimbingannya, Amin Maskur menyarankan kepada para orangtua agar
melanjutkan studi anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah atau MI-MI yang ada di sekitar
mereka baik MIN atau MIS agar supaya pembelajaran tentang ketaatan beribadah
maupun kecintaan terhadap Al-Quran dapat terus berkesinambungan. (am)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar