![]() |
Realitas menunjukkan
kepada kita bahwa rakyat sudah sering tertipu oleh calon pemimpin: kepala desa,
bupati, gubernur dan presiden yang
menebar pesona moral pada saat mencalon ternyata ketika sudah menjabat tidak menjadi pemimpin seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki keluasan ilmu.
Dengan demikian,
kriteria utama bagi calon pemimpin adalah keluasan ilmunya. Dalil dari
justifikasi ini ada 2 hal:
1.
Dalam al-Quran
surah al-Baqarah/2: 30 yang berbunyi:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30) وَعَلَّمَ
آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31)
Artinya: " Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dan Dia mengajarkan kepada Adam
Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu mamang benar orang-orang yang benar!."
Pada
al-Baqarah/2: 30, dijelaskan bahwa ketika Allah berfirman kepada
para malaikat bahwa Ia hendak menjadi khalifah di bumi lalu malaikat
seolah-olah protes akan pernyataan Allah itu. Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir
membantah tafsir sedemikian. Ucapan para malaikat itu, tegas Ibnu Katsir bukan dimaksudkan untuk menentang atau memprotes Allah bukan
pula karena dorongan dengki terhadap manusia bahkan malaikat tidak pernah
menanyakan sesuatu kepada-Nya yang tidak diizinkan bagi mereka mengemukakannya.Sesungguhnya
kalimat ini merupakan pertanyaan meminta informasi dan pengetahuan tentang
hikmah yang terkandung di dalam penciptaan itu. (Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah).
Alhasil
berdasarkan al-Baqarah/2: 31, sebabnya Nabi
Adam a.s . dijadikan Allah sebagai pemimpin (Khalifah) karena ia
memiliki kelebihan ilmu pengetahuan dibandingkan dengan malaikat.(M.Quraish Shihab, Tafsir
al-Mishbah, jilid 1, 2002: 177-178). Jika akhlak yang dijadikan kriteria
utama sebagai calon pemimpin ( khalifah) tentulah malaikat yang dipilih Allah untuk menjadi pemimpin di
bumi karena malaikat senantiasa
bertasbih dan memuji-Nya sejak sebelum adam a.s. diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar