Senin, 10 Oktober 2016

Alasan 2 Keilmuan Menjadi Kriteria Utama CalonPemimpin



            
 2.  Wahyu pertama yang diturunkan Allah berbunyi: " اقراء" artinya bacalah (Q.s al-'Alaq/96: 1). 


Kalam Allah yang pertama sekali disampaikan kepada utusan-Nya Muhammad  Saw adalah "' اقراء " atau perintah membaca bukan perintah berzikir. (M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid 15, 2002:  455). Shalat wajib 5 kali sehari semalam termasuk perbuatan zikir. Hal ini berarti perintah pertama kepada Rasul-Nya Muhammad Saw. bukanlah shalat tetapi membaca. Kita ketahui bahwa perintah melaksanakan shalat 5 kali sehari semalam baru terjadi pada tahun ke 12 kenabian yakni pada peristiwa bersejarah Isra' wal mi'raj.
Syeikh Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya  mengemukakan bahwa ayat ini merupakan dalil yang menunjukkan tentang keutamaan membaca, menulis dan ilmu pengetahuan. (Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Maktabah Syamilah). Aktivitas  membaca diringi dengan "bismi rabbika (demi karena Allah)" maka Allah akan menganugerahkan  ilmu pengetahuan, pemahaman-pemahaman dan wawasan baru. (M.Quraish Shibab, Membumikan al-Quran, 1992: 170). Berdasarkan pemahaman di atas,  wahyu pertama yang diturukan Allah kepada Rasul-Nya dan umat Islam adalah menuntut  ilmu pengetahuan. Dengan demikian keilmuan menjadi kebutuhan manusia setiap individu  untuk melangsungkan kehidupannya. Apalagi seorang pemimpin yang dipercaya untuk mengembangkan setiap individu itu dari segi pengetahuannya, keterampilannya maupun kepribadiannya.
M. Quraish Shihab kembali menegaskan bahwa fungsi manusia sebagai 'abd Allah dan  khalifah di al-ardh adalah konsekuensi dari potensi keilmuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia sekaligus sebagai persyaratan mutlak bagi kesempurnaan pelaksanaan kedua fungsi tersebut.(1992: 171). Di sini jelas sekali  bahwa keilmuan menjadi kriteria utama calon pemimpin (khalifah) sekaligus juga kriteria seorang 'abid.
Sangat menarik pernyataan Shihab di atas yaitu  jangankan menjadi seorang pemimpin (khalifah), untuk menjadi seorang ahli ibadah pun mesti berilmu. Kriteria ini juga bukan tanpa alasan. Dalam Islam diajarkan bahwa iman dan amal tanpa ilmu tertolak dan ilmu tanpa iman merusak. Hal ini berarti, orang yang melaksanakan shalat misalnya tanpa mengetahui syarat wajib, syarat sah, rukun-rukun shalat maupun hukum-hukum bacaan dalam surah al-Fatihah maka shalatnya ditolak oleh Allah Swt.
Sekali lagi dapat saya tegaskan bahwa keilmuanlah  yang menyebabkan manusia dipercaya oleh Allah Swt. untuk menjadi pemimpin (khalifah) di muka bumi ini dengan maksud  yang luar biasa sebagaimana dijelaskan dalam tafsir at-Thabari yakni untuk menggantikan-Nya dalam memutuskan hukum secara adil di kalangan makhluk-Nya.(Ibnu Jarir at-Thabari, Tafsir at-Thabari, Maktabah Syamilah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar