Jumat, 30 September 2016

Pemimpin Menurut Konsep Islam


Makna pemimpin sangatlah ideal. Banyak seorang pimpinan: ketua, kepala,  lurah, camat, bupati, gubernur bahkan presiden yang tidak bisa dijuluki pemimpin. Penyebabnya sangat sederhana yaitu rakyatnya tidak sejahtera. 

Sesungguhnya, gelar pemimpin itu adalah anugerah dari Allah bukan upaya manusia. Artinya, betapa pun seseorang ingin menjadi pemimpin, jika Allah tidak memberikan anugerah-Nya maka tidak akan bisa diperolehnya apalagi seseorang itu masih mau berbuat zalim (Q.s.al-Baqarah/2: 124) dan penjelasannya Lihat: M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, jilid 1, hal.380-381

.
Makna zalim adalah perbuatan dosa, lihat penjelasan Q.s. Ali Imran/3: 135 oleh: Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah. Jadi, perbuatan dosa dapat menghalangi seseorang menjadi pemimpin.
Mengenai terminologi "Ra'in" dalam hadis Bukhari Muslim yang artinya "Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya". Makna hadis ini lebih dipahami dalam artian pemimpin informal. Contoh-contoh pemimpin informal di antaranya: Kyai, ustaz, pegawai, karyawan, pembantu rumah tangga, suami, isteri dan diri sendiri.  Sementara yang sedang dibahas adalah pemimpin formal. Dalam al-Quran term "Ra'in" hanya disebutkan 1x saja yakni terdapat dalam Q.s. al-Hadid/57: 27 yang artinya: menjaga/memelihara, dengan demikian  tidak signifikan dan Ulama maupun cendikiawan muslim pun tidak memasukkan term "Ra'in" ini sebagai terminologi  yang berarti pemimpin.
Terminologi pemimpin yang sebenarnya adalah: Khalifah, dalam al-Quran disebutkan 9x ( khalifah 2x, khala'if 4x dan khulafa' 3x), Imam, dalam al-Quran disebutkan sebanyak 12x (imam 2x, imama 4x, imamihim 1x, a'immatun 5x), Malik, disebutkan dalam al-Quran sebanyak 14x (al-mulk 11x, malikan 2x, al-maluk 1x) dan  Ulil Amri, disebutkan hanya 2x dalam al-Quran ( Q.s. an-Nisa'/4: 59 dan 83).
Nabi Ibrahim a.s yang didaulat oleh Allah Swt sebagai pemimpin (Khalifah)  seperti secara eksplisit disebutkan dalam Q.s. al-Baqarah/2: 124 disebabkan karena ia telah melewati berbagai ujian berupa perintah dan larangan. Perintah dan larangan Allah itu secara sempurna dikerjakan oleh Khalilullah Nabi Ibrahim itu, sehingga Allah Swt mengangkatnya sebagai Khalifah, lihat penjelasannya dalam Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah.
           Seorang pimpinan bisa menjadi pemimpin jika memenuhi ketentuan: Basthatan fi al-ilmi wa al-jism (keluasan ilmu dan fisik/skill) dalam al-Quran surah al-Baqarah/2: 247 serta ciri-ciri pemimpin yang ada pada tabel  kiriman sebelumnya: demokratis, inovatif dan seterusnya dan tentunya anugerah dari Allah Swt. Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar