Jumat, 02 Februari 2018

Peran Guru Sebagai Sumber Belajar

Sedikitnya ada 8 fungsi guru dalam pembelajaran yaitu: guru sebagai sumber belajar, fasilitator, manajer, demonstrator, administrator, motivator, organisator dan evaluator.
Guru profesional adalah guru yang terampil untuk mengorganisir sumber-sumber  belajar. Sebagian guru terkadang merasa kesal dikarenakan madrasah tidak menyiapkan berbagai fasilitas pembelajaran yang dibutuhkannya. Guru professional tidak akan tinggal diam meskipun tidak tersedia fasilitas di madrasah. Ia akan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di madrasah apa adanya sesuai dengan kebutuhan. Ia juga akan  mendesain sumber-sumber belajar secara mandiri. Guru tersebut paham benar bahwa sumber-sumber belajar dari segi penggunaannya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1)      Sumber belajar yang direncanakan (by design), yaitu sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai “komponen sistem instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal;
2)      Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization), yaitu sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar. (AECT, The Defenition of Educational Terminology, 1977: 5).   
Secara umum, sumber-sumber belajar itu meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar.  Dengan demikian sangat kelirulah konsep maupun penerapan pembelajaran terhadap siswa yang menyandarkan sumber belajar semata-mata pada  guru. Sesungguhnya  guru hanyalah salah satu saja dari sumber belajar pada masa sekarang ini.
            Assosiasi Komunikasi dan Teknologi Pendidikan (AECT)  selanjutnya memerinci  sumber-sumber belajar tersebut secara lebih detail sebagai berikut:
1)          Pesan: informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain; dapat berbentuk ide, fakta, makna dan data. Contoh: materi bidang studi sejarah yunani, misalnya, hukum ohm, hasil-hasil bumi, sistem perlemen pemerintahan, perubahan kata kerja “to be”,
2)          Orang: orang yang bertindak sebagai penyimpan dan/atau menyalurkan pesan. Contoh: guru, siswa, pelaku, pembicara,
3)          Bahan:  Barang-barang (lazim disebut media atau perangkat lunak “software”) yang biasanya berisikan pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan; kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian. Contoh: transparansi, slide, film strip, film 16 mm, film 8 mm, video tape, piringan hitam, tape audio, bahan pengajaran terprogram, program pengajaran dengan menggunakan komputer, buku jurnal,
4)          Peralatan: barang-barang (lazim disebut  perangkat keras “hardware”) digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat proyektor 16 mm, proyektor 8 mm, perekam tape video, perekam audio, pesawat televisi, mesin (konsul) penyimpan informasi, mesin belajar mesin tulis dilengkapi suara, mesin komputer,
5)          Teknik: prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, alat, tata tempat dan orang untuk menyampaikan pesan. Contoh: komputer alat bantu pengajaran, pengajaran terprogram, simulasi, permaianan, studi eksplorasi, metode bertanya, studi lapangan, pengajaran dalam bentuk tim, pengajaran individual, belajar mengajar mandiri, pengajaran kelompok, ceramah, diskusi,
6)          Latar (lingkungan): lingkungan dimana pesan diterima oleh pelajar. Contoh lingkungan fisik: gedung sekolah, pusat penyimpanan paket instruksional, perpustakaan, studio, ruang kelas, auditorium; lingkungan nonfisik: penerangan, sirkulasi udara, akustik, pendinginan, pemanasan. (AECT, The Defenition of Educational Terminology, 1977: 5-6). 

Karenanya, fungsi guru sebagai sumber belajar adalah guru dapat menerapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang efektif. Efektifitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada dasarnya karena guru mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar di atas secara profesional dan proporsional. Terutama dari segi pendekatan pembelajaran, teknologi pembelajaran yang disarankan saat ini adalah student centered (berpusat pada siswa). Rumusan pembelajaran student centered ini adalah “Apa yang bisa dilakukan oleh guru, siswalah yang melakukan dan apa yang bisa dikatakan oleh guru, siswalah yang mengatakannya”. Rumusan itu sesungguhnya adalah sebagai jawaban atas pertanyaan, ”Siapa yang lebih banyak berkata dan berbuat  dalam pembelajaran, gurukah atau siswa?”
Jangan sampai kita terjebak oleh metode pembelajaran guru zaman dahulu bahwa guru yang hebat adalah guru yang mampu menjelaskan materi pelajaran dan menuliskannya secara penuh di papan tulis bahkan sampai 3x dihapus selama 2 jam pelajaran itu.
Jadilah guru yang dapat memberikan pemahaman terhadap siswa yang dapat mengubah pengetahuannya, keterampilannya dan akhlaknya  selama  1,2 atau 3 jam mata pelajaran itu. Itulah yang disebut belajar yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar