
April 2016 melakukan pendampingan terhadap guru dalam bimbingan menyusun Silabus, RPP dan Penilaian terhadap siswa, bertempat di MTs Swasta Islamiyah Kotapinang.
Sebanyak 5 (lima ) orang guru yang mengikuti kegiatan pendampingan tersebut yaitu: Ria Juwita, S,Pd, (MTs Khalid Bin Walid Pinang Awan) matapelajaran Bahasa Inggeris, Chuzaimah Hasibuan, S.Pd. (MA Ar-Rasyid Pinang Awan) matapelajaran Matematika, Suryani, S.Pd (MA Ar-Rasyid Pinang Awan) matapelajaran Biologi , Nurlela, S.Pd (MA Ell-Firdaus Cikampak) matapelajaran Bahasa Indonesia, dan Megawati Hasibuan, S.Si (MA Darussalam Simpang Limun) matapelajaran Biologi.
Dalam kata pengantarnya, Amin Maskur menyampaikan
tentang perlunya guru selalu mendapat
bimbingan pembelajaran agar kualitas pembelajaran senantiasa mengalami
progress.
"Ibu-ibu sudah saya supervisi. Proses
pembelajaran yang ibu-ibu lakukan sebenarnya sudah bagus, namun bagaimana
supaya itu lebih bagus lagi maka dilakukanlah pendampingan seperti ini. Metode
pendampingan seperti inilah yang sesungguhnya kita kurang, sehingga walaupun
sudah disupervisi, bimtek, diklat dan apapun namanya tapi kemudian tidak ada
hasilnya alias gurunya kembali ke pembelajaran tradisional. Nah, dengan
pendampingan seperti ini diharapkan pada supervisi yang akan datang, nampaklah progresnya".
Pada kesempatan tersebut, Amin Maskur juga
menjelaskan kata kunci pembelajaran.
"Kata kunci pembelajaran ada 2 yaitu: Pertama, kegiatan pembelajaran masa kini adalah
mengaktifkan siswa artinya siswalah yang lebih aktif melakukan kegiatan belajar
di kelas bukan guru. Kedua, tujuan akhir pembelajaran adalah menjadikan
siswa sebagai pembelajar. Amin Maskur memberikan contoh: "seorang pelajar
yang tidak mau belajar lagi di rumah itu berarti gurunya gagal menjadikan anak
tersebut sebagai pembelajar. Mengerjakan PR tidaklah identik dengan belajar.
Dalam kontek ini, belajar dilakukan dengan membaca dan memahami kembali
pelajaran yang sudah diajarkan atau membaca dan memahami pelajaran yang akan
dipelajari. Belum lagi jika anak tidak melanjutkan sekolah lagi, apakah dia masih mau
membaca? Jika tidak mau, maka itu tandanya guru telah gagal lagi menjadikan si
anak sebagai pembelajar. Karena itulah, model pembelajaran yang kita rancang adalah pembelajaran yang menstimulasi anak untuk membaca", demikan Amin Maskur menegaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar