Senin, 16 November 2015

Etika, Moral dan Akhlak



A.      KONSEP  ETIKA, MORAL DAN AKHLAK
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu: ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.  Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2. Kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3. Ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Dengan demiian, Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1.   etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian perbuatan seseorang.
2.   etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang dikatakan etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.
3.   etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik.
 ‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari tedapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penialaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian system nilai-nilai yang berlaku, istilah lain yang identik dengan etika, yaitu :
-          Susila (sansakerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar prinsip, aturan hidup yang lbh baik.
-          Akhlak (Arab), berarti moral dan etika berarti ilmu akhlak.

Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak).Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.
Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek kehidupan sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas batas-batasnya. Kelaziman adalah kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun, tata krama, dsb. Jadi, kelaziman itu merupakan norma-norma yang diikuti tanpa berpikir panjang dianggap baik, yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi.


Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.      Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
2.      Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.
Setelah kita mengetahui tentang etika dan moral, bagaimanakah hubungan antara etika dan moral tersebut? Moral adalah kepahaman atau pengertian mengenai hal yang baik dan hal yang tidak baik. Sedangkan etika adalah tingkah laku manusia, baik mental maupun fisik mengenai hal-hal yang sesuai dengan moral itu. Etika adalah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban manusia serta hal yang baik dan yang tidak baik. Bidang inilah yang selanjutnya disebut bidang moral. Objek etika adalah pernyataan-pernyataan moral. Oleh karena itu, etika bisa juga dikatakan  sebagai filsafat tentang bidang moral. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia harus bertindak.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق] jamaknya  [أخلاق] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
Berikut ini beberapa Pengertian Akhlak Menurut para Ahli:
  • Pengertian Akhlak Menurut Abu Hamid Al Ghazali: Akhlak adalah satu sifat yang terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dirinya dan merenung terlebih dahulu. 
  • Pengertian Akhlak Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani: Akhlak adalah sesuatu sifat (baik atau buruk) yang tertanam kuat dalam diri yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa perlu berpikir dan merenung.
  • Pengertian Akhlak Menurut Ahmad bin Mushthafa: Akhlak adalah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan; kekuatan berpikir, kekuatan marah, dan kekuatan syahwat.
  • Pengertian Akhlak Menurut Ibnu Maskawaih: Akhlak adalah 'hal li an-nafsi daa'iyatun lahaa ila af'aaliha min goiri fikrin walaa ruwiyatin' yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan


Dari defenisi-defenisi di atas, kata kunci utama akhlak adalah  perbuatan yang tidak dibuat-buat. Jadi, yang dikatakan akhlak al-karimah adalah perbuatan mulia seseorang yang dengan mudah dilakukan tanpa berpikir terlebih dahulu atau tanpa pertimbangan. Sebagai contoh: seorang yang dikatakan berakhlak pemurah/dermawan  adalah selalu memberi  bantuan materil terhadap orang yang meminta bantuan atau tidak diminta baik pada saat seorang itu dalam keadaan lapang rezekinya ataupun dalam keadaan sempit. (Q.s. Ali Imran/3: 134). Kalau memberi dilakukan jarang-jarang atau sesekali saja seseorang itu belumlah dapat dikategorikan bersifat pemurah/dermawan. Selain itu, kebanyakan  kita untuk melaksanakan shalat 5 waktu saja mesti banyak pertimbangan terlebih dahulu apalagi mau memberikan sumbangan materil, lama berpikirnya. Jika perbuatan ini yang dilakukan, belum dapat dikatakan ber-akhlak al-karimah tetapi masih sebatas etika (perbuatan moral).
Betapa pentingnya akhlak, sehingga Allah Swt menggolongkan orang-orang berakhlak ke dalam golongan orang-orang yang betaqwa. Lihatlah ayat-ayat berikut:

    لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
177. bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

 وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
  
B.     HUBUNGAN TASAWUF DENGAN AKHLAK
Istilah Tasawuf dalam Islam berasal dari berbagai kata yang dapat dikelompokkan asal usulnya kedalam dua kelompok, yaitu : Pertama, berasal dari bahasa Arab, yaitu :
1.      Saff,  berarti barisan,
2.      Suf artinya wol atau kain bulu kasar,..
3.      Safa atau safw artinya bersih atau suci,
4.      Suffah artinya pelana. Suffah juga berarti suatu kamar di samping Masjid Nabawi yang disediakan untuk para sahabat Nabi Saw  golongan muhajirin yang miskin. Penghuni suffah ini disebut ahl as-suffah.
Kedua, berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theosophi ( theo artinya Tuhan dan sophos artinya hikmat ) sehingga Theosophi berarti hikmat ketuhanan. Merujuk pada asal usul dari bahasa Yunani ini dikatakan bahwa Tasawuf banyak membicarakan masalah ketuhanan.
Dari segi istilah, tasawuf dapat didefenisikan dari tiga sudut pandang. Pertama, sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas, kedua, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, dan ketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk bertuhan.
Dengan demikian, Tasawuf di maknai sebagai:
1.        upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia akan memusatkan perhatian hanya kepada Allah.
2.        upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
3.        keadaan fitrah (perasaan percaya kepada Tuhan) yang dapat mengarahkan jiwa agar selalu tertuju pada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan.
 Orang yang melakukan aktivitas atau mengamalkan  tasawuf disebut Sufi. Kata Sufi atau Sufiah diartikan sebagai orang yang selalu mengamalkan ajaran tasawuf dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, Sufi berarti orang yang telah mensucikan hatinya dengan mengingat Allah   ( dzikrullah ), menempuh jalan kembali kepada Allah dan sampai pada pengetahuan hakiki     ( ma’rifah ). Sedangkan metode yang ditempuh oleh seorang Sufi dalam pengamalan tasawufnya disebut Tarikat. Kata Tarikat berasal dari kata al-Tariq yang berarti jalan, cara, garis, kedudukan, keyakinan dan agama. Menurut istilah Tarekat upaya untuk memperoleh berkah dan keutamaan dengan cara mengurangi ketergandungan kepada kehidupan dunia dan senantiasa mengikatkan diri kepada Allah dengan mencerminkan sikap tawadhu’ dalam segala hal seperti dalam perkataan dan perbuatan.
Hubungan tasawuf dengan akhlak terlihat jelas bahwa tasawuf adalah pendidikan akhlak bagi manusia untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia, kepada Allah Swt, sesama manusia juga terhadap alam semesta , seperti tahapan Tasawuf yang diwujudkan dalam 3 tahap:
1. Takhalli artinya membuang jauh-jauh sifat-sifat buruk dalam diri manusia seperti: iri,   dengki, sombong, kikir, suka marah,
2. Tahalli aritinya memasukkan ke dalam jiwa sifat-sifat yang mulia: taqwa, sabar, tabah, syukur, tawaddu', ikhlas, jujur, amanah,
3. Tajalli artinya tersingkap atau terbukanya hubungan dengan Allah Swt

C.       INDIKATOR MANUSIA BERAKHLAK
Indikator manusia berakhlak secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 macam:
1.       Akhlak kepada Allah Swt (Hablum minallah)
2.       Akhlak kepada Sesama Manusia (Hablum min an-Nas)
3.       Akhlak kepada Alam Semesta (Hablum min al-Alam)

Indikator manusia berakhlak kepada Allah adalah:
1.        Beriman dan bertaqwa kepada-Nya
2.         Meng-Esakan (mentauhidkan) Allah dan tidak menyekutukan-Nya
3.        Tawaddhu' kepadanya
4.          Bersyukur

Indikator manusia berakhlak kepada sesama manusia:
1.     Berbakti kepada kedua orangtua
2.    Memuliakan tetangga, tamu dan orang yang lebih tua
3.     Memuliakan Ulama
4.      Menyayangi sesama
5.      Berlaku ramah  dan lemah lembut
Indikator manusia berakhlak kepada alam semesta:
1.           Memperhatikan dan merenungkan alam semesta
2.            Mempelajari alam semesta
3.            Memanfaatkan alam semesta
4.           Menjaga kelestarian alam semesta


D.      AKHLAK DAN AKTUALISASINYA DALAM KEHIDUPAN
Aktualisasi Akhlak  dapat diterapkan pada bentuk-bentuk perbuatan berikut:
1.      Akhlak kepada Allah Swt
a.       Tertanamnya iman dengan kuat sehingga dapat menghindari diri dari perbuatan syirik atau pun sihir
b.      Melaksanakan shalat 5 waktu sehari semalam
c.       Suka membaca Alquran
d.      Suka/sering berzikir
e.       Berdoa dengan merendahkan suara 
2.      Akhlak kepada  Keluarga
a.                   Berbakti kepada  kedua ibu bapak
b.                   Mendidik keluarga di rumah
c.                   Memberikan pendidikan formal
d.                  Memberikan nafkah 
3.      Akhlak kepada Sesama manusia
a.                            Tolong menolong
b.                           Suka memaafkan
c.                            Menepati janji
4.      Akhlak kepada diri sendiri
a.                   Sabar
b.                   Tabah
c.                   Amanah
d.                  Jujur 
5.      Akhlak kepada alam semesta
a.       Memelihara kebersihan lingkungan
b.      Membiarkan alam berkembang
c.       Menanam pohon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar