Jumat, 07 September 2018




MASA DEPAN PENDIDIKAN ISLAM:  PELUANG DAN  TANTANGAN [1]
Oleh: Amin Maskur, S.Ag, MA[2]

A.    HARAPAN
ü Pendidikan menjadikan seorang muslim yang taat dalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt. (Q.s. Az-Zariyat/51: 56) dan beramal yang berkualitas (Q.s.al-Mulk/67:2).
ü Pendidikan menjadikan seorang muslim berakhlakul karimah/berkarakter,  (Q.s. Ali Imran/3: 159), (Q.s. An-Nahl/16: 90), (Q.s. Al-Anbiya’/21: 107 dan H.R. Ahmad tentang diutusnya Nabi Muhammad  Saw untuk menyempurnakan akhlak manusia,
ü Pendidikan menjadikan seorang muslim memiliki ilmu pengetahuan/berilmu (Q.s. Az-Zumar/39: 9), (Q.s. Al-Mujadilah/58: 11),
ü Pendidikan menciptakan pemimpin yang adil, memakmurkan bumi dan menyejahterakan kehidupan manusia/Khalifatullah fi al-ardh (Q.s. Al-Baqarah/2: 30).


B.     PERMASALAHAN
ü Masih banyak seorang muslim yang tak menjalankan shalat 5 waktu sehari semalam bahkan di antaranya sama sekali tidak shalat, puasanya juga bolong-bolong dan tak berzakat, bukan hanya yang sudah berumah tangga termasuk juga yang masih sekolah di madrasah,
ü Penyalahgunaan narkoba (diawali dari merokok ketika masih pelajar) dan korupsi yang belum dapat diberantas. Menurut  hasil penelitian BNN dan Universitas Indonesia tahun 2016 pengguna narkoba dari kalangan pelajar dan mahasiswa mencapai 27,32% (nasional.republika.co.id),
ü Kualitas pendidikan Islam, khususnya di Labuhanbatu Selatan masih rendah: tahun 2018 ini peserta KSM (Kompetisi Sains Madrasah) sebanyak 33 orang yang dikirim ke provinsi tidak ada yang memperoleh juara,
ü Penduduk miskin di Labuhanbatu Selatan menurut data BPS tahun 2017 sebanyak 37.820 jiwa dari jumlah penduduk 313.884 jiwa,
ü Sumber Daya Manusia (SDM)/Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Labuhanbatu Selatan menurut data BPS bahwa Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2015 sebesar 69,67 sedangkan Kabupaten Labuhanbatu 70,23 dan  Labuhanbatu Utara: 69,69

C.    FAKTOR PENYEBAB
1.      Tantangan
ü  Kemajuan  pesat dunia telekomunikasi yang ditandai dengan informasi yang terbuka dan bebas, tersedia teknologi informasi dan komunikasi  melalui media elekronik seperti e-mail, whatssapp, messenger ,instagram, tersedia pula situs pencari  informasi seperti facebooks, website, youtube, blogg, dll,  cepatnya arus informasi & komunikasi melalui televisi, teleconference, live-streaming, personal computer, smartphone.
ü  Kemajuan pesat dunia transportasi sehingga dunia menjadi kecil seperti sebuah desa (global village) yang mendorong Tourism (kepariwisataan) dengan segala jenisnya.. Tantangan itu terformulasi dalam terformulasi dalam triple T (Telekomunikasi, Transportasi dan Tourism),

2.      Kelemahan
ü  Dikotomi pendidikan Islam dimana ilmu  terklasifikasi dalam ilmu agama dan ilmu umum,
ü  Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan Islam yang terkesan tidak konsisten, saat ini hampir tidak ada bedanya dengan pendidikan umum dengan menyisakan beberapa pelajaran keislaman yang terbatas,
ü  Kurikulum  dan materi pendidikan Islam yang masih menerapkan metode tradisional yaitu ceramah dalam arti guru lebih dominan (aktif) sedang siswa pasif dan orientasi pembelajaran guru lebih bersifat kognitif daripada afektif dan psikomotorik.
ü  Tidak terintegrasinya pembelajaran antara lembaga pendidikan formal, informal dan non formal.

D.    KONSEP
ü  Menurut Muhammad Naquib al-Attas, (1988:18),  pendidikan Islam merupakan pendidikan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam yaitu suatu kepribadian muslim yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memiliki dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
ü  Ahmad Tafsir (1992:32) mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
ü  Menurut Ibnu Manzur (tt: 94-96), kata at-Tarbiyah yang bermakna pendidikan Islam itu berasal dari  akar kata: 
Pertama, kata raba-yarbu ( يربو - ربا) yang berarti berkembang nama-yanmu  (  نما -ينمو), Kedua, rabiya-yarba ( ربي-يربي ) yang bermakna nasyaa (tumbuh), tara’ra’a (menjadi besar), Ketiga, rabba-yarubbu (رب يرب) yang berarti memperbaiki, mengurus,memimpin, menjaga, dan memeliharanya atau mendidik.
ü  Al-Attas (1977: 17) mengemukakan Konferensi Pendidikan Islam Sedunia tahun 1977 menyepakati istilah lain yang bermakna pendidikan Islam adalah: Ta’lim dan Ta’dib.  Ramayulis (2002: 17) mengutip Al-Ghazali menambahkan istilah ar- Riyadhah.
ü  Diantara kekuatan pendidikan Islam adalah:
a.    Bangsa Indonesia mayoritas umat Islam bahkan umat Islam terbesar di dunia,
b.    Lembaga pendidikan Islam diminati oleh sebagian besar masyarakat,
c.    Telah berpengalaman dalam upaya mendidik anak bangsa bahkan secara mandiri,
d.   Lembaga pendidikan Islam beragam bentuk dan banyak jumlahnya,
e.    Banyak SDM para pakar dan menejer pendidikan Islam
ü  Dalam upaya memanfaatkan potensi/kekuatan (Strengths) di atas serta mengatasi kelemahan (Weekness), maka muncullah peluang yang bisa diraih oleh Pendidikan Islam antara lain:
a.         Akreditasi kelembagaan pendidikan
b.         Standardisasi kelulusan
c.         Sertifikasi guru/ pendidik
d.        Anggaran pendidikan besar
e.         Mendapat kedudukan yang sama dalam kebijakan nasional dalam bidang pendidikan.
ü  Ramayulis (2002:17-18) menjelaskan bahwa pendidikan Islam bukan saja dimaknai dalam batasan yang sempit yakni pendidikan formal tetapi juga dimaknai dalam pengertian yang luas yaitu pengalaman hidup (interaksi dengan lingkungan) dan juga dalam pengertian yang luas terbatas yakni pendidikan informal dan non formal.

E.     SOLUSI
ü  Proses pembelajaran di lembaga pendidikan Islam seperti madrasah maupun pondok pesantren bukan mengutamakan transfer ilmu semata-mata (kognitif) bahkan lebih mengedepankan afektif dan psikomotorik. Demikian juga proses pembelajaran lebih mengaktifkan siswa dengan menerapkan metode-metode pembelajaran yang bervariasi,
ü  Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengakomodir apa yang disebut Penilaian otentik yakni penilaian yang mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap (sosial dan spiritual) secara terus menerus selama belajar,
ü  Perlu upaya sungguh-sungguh dan nyata dari semua level organisasi pendidikan formal untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pendidikan Islam,
ü  Perlunya sinergisitas semua lembaga pendidikan formal, non formal dan informal dalam rangka mengatasi masalah pendidikan Islam.
ü  Perlunya pemimpin yang concern terhadap kemajuan pendidikan dengan memberikan beasiswa pendidikan





[1] Makalah disampaikan pada acara Muzakarah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Minggu/9 September 2018.
[2] Penulis adalah Pengawas Madrasah dan PAI Kantor Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Sekretaris Umum PGRI Cabang Khusus Kementerian Agama Labuhanbatu Selatan.




DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Attas, Muhammad Naquib. 1988. Konsep Pendidikan Islam. Bandung: Mizan.
Al Attas, Syed Muhammad Naquib, 1977, Aims and Objectives of Islamic Education: Jeddah: King Abdul Aziz University
Azizy, A. Qodri A.2003 Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Sosial. Semarang: Aneka Ilmu,
Nata, Abuddin.2008. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, cet.3. Jakarta: Kencana,
Ramayulis, 2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
Sidi, Indra Djati. 2001. Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Jakarta: Paramadina dan Logos Wacana Ilmu,
Tafsir, Ahmad. 1992. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
https://fokammsi.wordpress.com/.../tarbiyah-ta’lim-dan-ta’dib-dalam-al-qur’an-dan-as-sunnah.

1 komentar:

  1. Casino & Resort: Slots, Blackjack, Roulette, Poker - KTNV
    Located in the heart 강원도 출장샵 of downtown 전라남도 출장마사지 Las 세종특별자치 출장샵 Vegas, Casino 먹튀 & Resort offers everything you need for a memorable stay and a 정읍 출장샵 great time.

    BalasHapus