Rabu, 02 Agustus 2017

Kisah Inspiratif: Anjing dan Belalang



DISUATU hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini memiliki kemampuan melompat lebih tinggi daripada belalang lainnya. Kemampuan melompatnya itu sangat

 
 dia banggakan. Sehari-hari, belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, kemudian memakan daun-daunan yang ada di pohon itu. Pada suatu waktu, ketika sedang asyik menyantap dedaunan pohon di dahan yang paling tinggi, belalang melihat sebuah desa yang tampak indah dan sejuk. Begitu takjubnya, hingga dia berharap agar suatu saat dapat pergi ke desa itu.
 
Saat yang dinantikan itu pun tiba. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama. Setelah sampai dan mendarat, mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya, mereka sampai di sebuah taman berpagar tinggi yang indah.
Dipintu masuk taman itu, seekor anjing jantan tampak siaga. 

Belalang: “Siapakah kamu dan apa yang kamu lakukan disini?”
Anjing   : “Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan sombongnya.

Belalang: “Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi di antara kita.”
Anjing    : “Baik,” di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompat pagar tersebut".


Lalu keduanya bersama-sama menuju ke pagar itu. Kesempatan pertama adalah si anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar setinggi orang dewasa itu. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut. Belalang itu mencoba melompat dan melompat lagi, namun ternyata tetap gagal. Ia terus jatuh kembali ke tempatnya semula.

Anjing   : “Nah, belalang. Apa lagi yang mau kamu katakan sekarang? Kamu sudah kalah.”
Belalang: “Belum!” jawab si belalang sengit. “Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang, jika saya yang menentukan tantangan kedua?”
Anjing   :“Apa pun tantangan itu, aku siap!” 
Belalang: “Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya bukan diukur dari seberapa tinggi dia melompat, tetapi diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya.” 
 
Anjing kembali mendapat kesempatan pertama. Dari hasil lompatannya, dia berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian lompatannya ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Alhasil, belalang pun jadi pemenang untuk lomba kedua.
Si anjing pun menghampiri belalang dengan rasa kagum. 

Anjing   :“Hebat! Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tetapi score kita sama. Jadi, kita masih harus mengadakan lomba ketiga,”
Belalang :“Tidak perlu,” jawab si belalang. “Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.” “Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang kemenangan. Adalah tidak bijaksana membandingkan potensi kita dengan yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa melampaui standar dirimu sendiri.

Jadi, pada dasarnya setiap orang atau siswa mempunyai kelebihannya masing-masing. Itulah yang disebut potensi. Oleh karena itu, pada dasanya tidak ada siswa yang bodoh, semua siswa adalah cerdas  berdasarkan potensinya masin-masing. Maka kembangkanlah kecerdasan itu. Tugas gurulah untuk  mendiagnosa dan mendorong untuk mengembangkan  kecerdasan siswanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar