Sabtu, 10 Juni 2017

Puasa vs Shalat

Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan keberkahan dan bulan kasih sayang Allah Swt. Umat Islam senantiasa mengisi bulan ramadhan dengan kegiatan-kegiatan amal seperti shalat tarawih,


membaca al-Quran, bersedekah dan mendengarkan tausyiah ustaz. Betapa bulan ramadhan selalu mengubah umat Islam yang sebelumnya tidak pernah ke masjid, begitu di bulan ramadhan jadi rajin ke masjid khususnya untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah. Gambaran kemeriahan bulan ramadhan memang selalu terwakili oleh aktivitas ibadah di masjid-masjid.

Semangat keberagamaan di bulan seperti di atas sangat bagus sekali untuk syiar umat Islam tetapi sayang sekali kondisi seperti itu  tidak lagi kelihatan setelah berlalu ramadhan.  Saya dapat mengatakan bahwa hal itu disebabkan karena mereka kurang memahami pesan Ramadhan, di samping itu para ustaz/dai juga tidak utuh dalam menyampaikan pesan-pesan itu kepada umat. Sedemikian tidak utuhnya sehingga para ustaz/dai memahami hadis yang  menyebutkan: barangsiapa yang melaksanakan puasa ramadhan dengan keimanan dan perhitungan akan diampuni dosa-dosanya yang lalu tanpa menjelaskan bahwa yang dimaksud iman di sana adalah mereka yang melaksanakan shalat 5 kali sehari semalam.

Perintah melaksanakan puasa ramadhan tercantum dalam Q.s. al-Baqarah/2: 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون 
Pada ayat di atas yang diperintah untuk melaksanakan puasa ramadhan  adalah orang yang beriman. Pertanyaannya adalah siapa yang dimaksud dengan orang beriman. Jawabannya terdapat dalam Q.s.l-Anfal/8: 2-3 di bawah ini:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ 

 Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

Lebih sempurna lagi mengenai ciri-ciri orang beriman terdapat dalam Q.s al-Mu'minun/23: 1-9 berbunyi:

 قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُون

Artinya:  Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. 

Itulah yang dimaksud dengan orang beriman. Dalam kaitannya dengan shalat,  orang yang beriman adalah:
1. orang  yang  melaksanakan shalat 5 waktu,
2. orang yang memelihara shalatnya dengan tepat melaksanakan pada waktunya, 
3. orang yang  khusyu' dalam  shalatnya.

Kita mengetahui bersama bahwa kedudukan shalat adalah sebagai tiang agama (H.R.Bukhari Muslim). Diibaratkan dalam sebuah bangunan, kedudukan shalat adalah sebagai tiangnya/pilar. Bagaimana dengan puasa? Dalam sebuah hadis dijelaskan: Puasa adalah perisai/benteng (H.R. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah). Dari hadis ini dapat ditarik analisa bahwa kedudukan puasa jika diibaratkan dalam sebuah bangunan dalah sebagai dinding sedangkan kewajiban-kewajibannya lainnya seperti zakat berkedudukan sebagai atap, haji sebagai plester/cat rumah dan syahadat sebagai fondasi utamanya.

Hadis riwayat Muslim  berbunyi : إنّ بين الرّجل و بين الشرك و الكفر ترك الصلاة
artinya: Batas antara orang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran  adalah meninggalkan shalat
 Pada hadis di atas dijelaskan bahwa orang yang meninggalkan shalat disebut kafir/syirik.

Pada hadis riwayat Bukhari dari Buraidah ra. berbunyi: من ترك صلاة العصر فقد حبط عمله
Artinya: barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar maka gugurlah amalnya.
Pada hadis di atas amal orang-orang yang meninggalkan shalat dikatakan amalnya gugur yang artinya batal atau tidak dinaikkan amalnya kehadirat Allah Swt.


Kesimpulan.
1. Sungguh sia-sialah orang yang berpuasa ramadhan tetapi tidak melaksanakan shalat 5 waktu. Inilah  salah satu maksud hadis Nabi Saw yang menyatakan: "betapa banyak orang yang melaksanakan puasa tetapi ia tidak memperoleh apa-apa kecuali lapar dan dahaga" (H,R. Ibnu Majah),
2.    Lakukan perintah-perintah Islam yang terdapat dalam Rukun Islam secara berurut dan benar. Artinya, benarkan dahulu Syahadat kemudian Salat, zakat, puasa dan haji secara berurutan  karena apabila Syahadatnya belum benar maka salat juga tidak benar;  jika Salat tidak benar (gerakan salat masih banyak yang belum sempurna maupun belum khusyu’) maka pasti puasa Ramadan juga tidak benar dan seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar